Bima Suci

bima dan naga
Tersebut dalam cerita, Bima atau Bratasena alias Werkudara adalah kesatria berbudi mulia, jujur dan bahkan lugu. Meski begitu ia punya keberanian dan kesetiaan pada kebenaran, nyaris tanpa kompromi dalam membungkam praktek penyimpangan dan kesewenang-wenangan. Begitu jujurnya Bima sampai-sampai bisa dimanfaatkan oleh orang-orang yang memperalatnya, termasuk guru yang paling dihormatinya yaitu sang Durna. Sebenarnya Durna memang merupakan agen mata-mata dari Kurawa.

Suatu ketika Durna memerintahkan Bima untuk mencari air kehidupan –toya amerta- sebagai prasyarat mencapai kesejatian hidup
. Air ini dianggap tersimpan di bawah Kayu Gung Susuhing Angin (Pohon besar tempat bersarangnya angin) di belantara pegunungan Reksa Muka. Karena ketaatannya pada guru sekaligus karena kepolosannya, Bima bersedia menjalankan perintah tersebut, padahal maksud Durna yang sebenarnya hanya ingin mencelakakan Bima. Tempat yang di sebut Gunung Reksa Muka adalah tempat yang sangat berbahaya dan bisa membuat Bima celaka atau bahkan binasa.

“Sendiko Dawuh Hyang Resi, Bima siap menjalankan perintah, kapanpun dan kemanapun Hyang Resi titahkan,” begitu sembah Bima pada gurunya. Selanjutnya Bima pun berangkat menuju tempat yang ditunjukkan Gurunya.

Sesampainya di belantara pegunungan Reksa Muka, ternyata Bima tidak menemukan benda yang disebutkan gurunya. Malah sebaliknya, ia bertemu raksasa kembar yang hampir saja membunuhnya, yang ketika keduanya telah berubah wujud ternyata adalah dewa-dewa yang memberi tahu Bima bahwa air kehidupan tidak terdapat di tempat itu.

Bima pun kembali menemui gurunya –Durna- untuk meminta tambahan keterangan. Durna pun menyatakan, air kehidupan itu terdapat di dasar lautan. Bima pun kontan mohon pamit pada ibu dan saudara-saudaranya untuk mengembara, mengemban tugas dari gurunya. Meskipun mereka menahannya, Bima tetap berangkat.

Ketika memasuki lautan Bima diserang seekor ular besar yang hampir membunuhnya, tetapi dengan kekuatan kuku Panchanakanya, dia dapat membunuh ular tersebut. Saat makin dalam memasuki lautan Bima menjadi tidak sadarkan diri. Dan ketika ia membuka mata yang terlihat oleh Bima adalah mahluk serupa dirinya tetapi dalam ukuran kecil yakni Dewa Ruci.

Dewa Ruci meminta Bima untuk masuk ke dalam badannya melalui telinga kirinya. Walaupun dewa ini sangat kecil, tetapi Bima dapat masuk ke dalam tubuh Dewa Ruci dan menemukan dirinya berada pada suatu dunia yang mengagumkan, damai sekaligus indah. Di tempat ini Bima merasa sangat nyaman dan berharap bisa tetap tinggal di sana.

Dewa Ruci kemudian menjelaskan makna dari apa yang dilihatnya dan makna dari kehidupan.
Menjawab keinginan Bima untuk tinggal di sana, Dewa Ruci mengatakan ia boleh tinggal di sana setelah kematiannya. Tetapi untuk saat ini, ia harus kembali ke bumi bersama dengan saudara-saudaranya untuk melaksakan kewajiban sebagai ksatria. Bima pun mematuhi Dewa Ruci dan kembali ke dunia nyata untuk melanjutkan perlawanannya memerangi kejahatan, membela saudara-saudaranya melawan Kurawa.

5 komentar: