Balas Budi Burung Bangau


burung bangau

Dahulu kala di suatu tempat di Jepang hidup seorang pemuda bernama Yosaku. Kerjanya mengambil kayu bakar di gunung dan menjualnya ke kota. Dengan uang hasil penjualan kayu itulah ia membeli makanan. Hal seperti itu terus dilakukannya setiap hari, hingga pada suatu hari ia mendapatkan pengalaman yang luar biasa.


Ketika berjalan pulang dari kota ia melihat sesuatu yang menggelepar di atas salju. Setelah didekatinya ternyata seekor burung bangau telah terjerat perangkap. Burung kaki panjang itu meronta-ronta ingin melepaskan diri. Yosaku, karena tidak tega menyaksikannya, segera melepaskan burung itu dari perangkap.


Bangau itu pun sangat gembira. Ia pun terbang berputar-putar di atas kepala Yosaku beberapa kali sebelum akhirnya terbang menjauh di angkasa.
Karena cuaca yang sangat dingin, Yosaku menyegerakan perjalanannya. Sesampainya di rumah Yosaku segera menyalakan tungku api dan menyiapkan makan malam. Saat itu terdengar suara ketukan pintu di luar rumah.

Ketika pintu dibuka, tampak seorang gadis cantik sedang berdiri di depan pintu. Kepalanya dipenuhi salju, karena ia menerobos hujan salju tanpa tudung.

"Masuklah, nona pasti kedinginan, silahkan hangatkan badanmu dekat tungku," ujar Yosaku. "Nona mau pergi kemana sebenarnya?" Tanya Yosaku sopan.

"Aku bermaksud mengunjungi temanku, tetapi karena salju turun dengan lebat, aku jadi tersesat," ujar gadis itu menjelaskan. "Bolehkah aku menginap di rumahmu malam ini?" Gadis itu meminta dengan sungguh-sungguh.
"Boleh, boleh saja Nona. Tapi aku ini orang miskin, tak punya kasur dan makanan," kata Yosaku. "Tidak apa-apa, asal diperbolehkan berteduh dan menginap, aku sudah senang." Gadis itu pun disediakan kamar, dan segera merapikannya.

Setelah bangun tidur keesokan harinya, gadis itu ternyata sudah menyiapkan nasi. Yosaku berpikir bahwa gadis itu akan segera pergi, hingga ia khawatir akan kembali tanpa teman.

Saat itu salju masih turun dengan lebatnya. "Tinggallah di sini sampai salju reda," pinta Yosaku. Benar saja, gadis itu pun bertahan di rumah Yosaku sambil menunggu berlalunya hujan salju. Setelah lima hari berlalu salju pun mulai reda.

Gadis itu berkata kepada Yosaku, "Jadikan aku sebagai istrimu, dan biarkan aku tinggal terus di rumah ini." Tentu saja Yosaku merasa bahagia menerima permintaan itu. Dan mereka pun menjadi suami-istri.

"Mulai hari ini panggillah aku Otsuru," ujar si gadis. Setelah menjadi Istri Yosaku, Otsuru melakukan semua pekerjaan rumah dengan sungguh-sungguh.

Suatu hari Otsuru meminta suaminya, Yosaku, membelikannya benang karena ia ingin membuat rajutan. Setelah dibelanjakan, Otsuru pun mulai membuat tenunan. Ia berpesan kepada suaminya agar jangan sekali-kali mengintip ke dalam kamar tempat Otsuru menenun.

Setelah tiga hari membuat tenunan tanpa berhenti, tanpa makan dan minum, Otsuru baru keluar. Kain tenunannya sudah selesai.

"Ini tenunan ayanishiki. Kalau dibawa ke kota pasti akan terjual dengan harga mahal. Yosaku sangat senang karena kain tenunannya dibeli orang dengan harga yang cukup mahal. Sebelum pulang ia membeli bermacam-macam barang untuk dibawa pulang.

"Berkat kamu, aku mendapatkan uang sebanyak ini, terima kasih istriku. Tetapi sebenarnya para saudagar di kota menginginkan kain seperti itu lebih banyak lagi."
"Baiklah akan aku buatkan" ujar Otsuru. Kain itu selesai pada hari keempat setelah Otsuru menenun. Tetapi tampak Otsuru tidak sehat, dan tubuhnya menjadi kurus. Otsuru meminta suaminya untuk tidak memintanya menenun lagi.

Di kota, Sang Saudagar minta dibuatkan kain satu lagi untuk Kimono tuan Putri. Jika tidak ada maka Yosaku akan dipenggal lehernya. Hal itu diceritakan Yosaku pada istrinya.
"Baiklah, akan kubuatkan lagi, tetapi hanya satu helai ya," kata Otsuru.
Karena cemas dengan kondisi istrinya yang makin lemah dan kurus setiap habis menenun, Yosaku memaksakan diri mengintip ke dalam ruangan tempat menenun.

Betapa terkejutnya Yosaku ketika yang dilihatnya di dalam ruangan ternyata seekor bangau sedang mencabuti bulunya untuk ditenun menjadi kain. Sampai-sampai badan bangau itu hampir gundul kehabisan bulu. Namun burung bangau itu akhirnya sadar dirinya sedang diperhatikan oleh Yosaku. Bangau itu pun berubah wujud kembali menjadi Otsuru.

"Akhirnya kau melihatnya juga," ujar Otsuru. "Sebenarnya aku adalah seekor bangau yang dahulu pernah kau tolong, untuk membalas budi aku berubah wujud menjadi manusia dan melakukan hal ini," ujar Otsuru.

"Karena kau melanggar janji, berarti sudah saatnya aku berpisah denganmu," lanjut Otsuru. "Maafkan aku, kumohon jangan pergi," pinta Yosaku.

Otsuru akhirnya kembali berubah wujud menjadi seekor bangau. Ia pun segera mengepakkan sayapnya terbang keluar rumah menuju angkasa. Tinggallah Yosaku sendiri yang menyesali perbuatannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar