tukang sepatu |
Ketika uang mereka benar-benar habis, dengan kulit bahan sepatu yang tersisa, kakek membuat sepatu berwarna merah. Kata Kakek pada istrinya, “Kalau sepatu ini terjual, kita bisa membeli makanan untuk Hari Raya nanti."
Tak lama setelah itu lewatlah seorang gadis kecil yang tak bersepatu di depan toko mereka. “Kasihan sekali gadis itu... Di tengah cuaca dingin seperti ini ia tidak bersepatu," pikir si Nenek.
Akhirnya mereka memberikan sepatu berwarna merah tersebut kepada gadis kecil itu.
“Apa boleh buat, Tuhan pasti akan menolong kita,” kata si Kakek.
Saat malam tiba, mereka pun tertidur dengan nyenyaknya. Saat itu terjadi kejadian aneh. Dari hutan muncul kurcaci-kurcaci yang menggotong kulit sepatu, membawanya ke rumah si kakek kemudian membuatnya menjadi sepasang sepatu yang sangat bagus. Ketika pekerjaan itu sudah selesai mereka kembali ke hutan.
Keesokan paginya kakek sangat terkejut melihat ada sepasang sepatu yang sangat hebat. Karena sepatu ada di rumahnya, ia pun mejualnya. Sepatu itu terjual dengan harga mahal. Dengan hasil penjualan sepatu itu mereka menyiapkan makanan dan banyak hadiah untuk dibagikan kepada anak-anak kecil pada Hari Raya.
“Ini semua rahmat dari Yang Maha Kuasa,” Kata Kakek berbahagia.
Malam berikutnya, terdengar suara-suara di ruang kerja kakek. Kakek dan nenek lalu mengintip, dan melihat para kurcaci yang tidak mengenakan pakaian sedang membuat sepatu. “Wow,...” pekik si kakek. “Ternyata yang membuatkan sepatu untuk kita adalah para kurcaci itu!.
“Mereka pasti kedinginan karena tidak mengenakan pakaian,” lanjut si nenek.
“Aku akan membuatkan pakaian untuk mereka sebagai tanda terima kasih.”
Kemudian nenek memotong kain dan mulai membuatkan baju untuk para kurcaci itu. Sedangkan kakek tidak tinggal diam. Ia pun membuatkan sepatu-sepatu mungil untuk para kurcaci. Setelah selesai mereka menjajarkan sepatu dan baju para kurcaci di ruang kerjanya. Mereka juga menata meja makan, menyiapkan makanan dan kue yang lezat di atas meja.
Tengah malam itu para kurcaci berdatangan lagi. Betapa terkejutnya mereka melihat begitu banyaknya makanan dan hadiah di ruang kerja kakek. “Wow, pakaian yang indah !”
Mereka pun segera mengenakan pakaian dan sepatu yang sengaja telah disiapkan kakek dan nenek. Setelah selesai menyantap makanan, mereka menari-nari dengan riang gembira. Hari-hari berikutnya para kurcaci tidak pernah datang kembali.
Sejak saat itu sepatu-sepatu yang dibuat Kakek selalu laris terjual. Walaupun mereka selalu memberi makan pada orang-orang miskin dan anak yatim, uang mereka masih tersisa untuk ditabung. Setelah kejadian itu, Kakek dan dan nenek hidup bahagia sampai akhir hayat mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar