Bima Bungkus

bima
Wayang Bima dikenal dengan nama Bratasena alias Werkudara, merupakan tokoh Pandawa yang nduweni  keistimewaan sejak lahir. Kelahirannya dari rahim ibu Kunti Talibrata bermula dari keabnormalan. Ia lahir dalam bungkus yang sulit dipecah hingga beberapa lama.
Ayah Bima, Prabu Pandhu Dewanata rumangsa mendapat cobaan dari Dewata Agung. Ia terus ngupaya dalan untuk merobek bungkus putranya itu, hingga pada suatu malam Pandhu mendapat ilham bahwa anaknya kelak bakal jadi satria perkasa berbudi luhur. Namun ada syarat untuk mencapai kondisi itu, yaitu bungkus mesti diasingkan terlebih dahulu di alas  Minangsraya. 

Alas Minangsraya terkenal gung liwang liwung, artinya hutan agung nan besar, liwang-liwung   sepi tidak biasa disaba wayang. Selain itu alas ini juga  jalma mara jalma mati, siapa jalma wayang yang datang maka ia akan mati. Maka bayi wayang bungkus itu pun dibawa  ke belantara Minangsraya oleh Harya Suman serta saudaranya para Kurawa.
Di belantara tempat pengasingan Bima, Harya Suman nemoni tanda pertumbuhan bungkus yang kian hari kian besar. Ia katon sehat, dan menurutnya akan jadi ancaman. Dalam pemikiran Kurawa, kepentingannya untuk menguasai negeri Astina bisa terancam oleh keberadaan bungkus manakala wayang itu wis tumbuh dewasa nantinya. Maka muncullah niat jahat untuk mateni  bungkus itu.
Senjata pun disiapkan untuk merobek pembungkus wayang tak berdaya itu agar bisa dibunuh selagi bayi. Anehnya bungkus yang seharusnya tak berdaya itu ternyata  tak mempan dipecah dengan aneka senjata. Tak kurang dari wayang Duryudana, Dursasana, Durmagati, Citraksa serta Citraksi rumangsa dibuat kecelik  oleh bayi wayang bungkus. Bungkus tetap utuh di dalam keadaannya, terus tumbuh,  tampak sehat dan ngatonake badan yang kuat.
Pada hakikatnya penderitaan bayi Bima di dalam bungkus merupakan tempaan alam yang menjadikannya hebat. Hantaman senjata Kurawa pun merupakan bagian dari tempaan itu. Maka Bathara Bayu pun menganugerahkan pengetahuan dan busana yang istimewa untuk Bratasena. Sumping pundhak sinumpet artinya Bima selalu menguasai ilmu kesempurnaan hidup, walau dia tidak pernah menonjolkan diri dengan berpura-pura bodoh.  Pupuk emas rineka jarot asem, maksudnya Bima punya budi pekerti luhur dengan memihak kebenaran. Bima pun memiliki gelang minangkara cinandhi rengga endhek ngarep dhuwur mburi. Maknanya senantiasa waspada sebagai hamba yang harus pasrah dan berbakti kepada Tuhan.
Bungkus bayi wayang itu baru bisa dirobek oleh Gajah Sena. Itulah sebabnya Bima juga asring disebut dengan nama Sena.

1 komentar: