Keledai dan Muatannya

keledai

Seorang pedagang menuntun keledainya saat melewati sebuah sungai yang dangkal. Mereka telah melalui sungai tersebut berkali-kali tanpa pernah mengalami satu pun kecelakaan, tetapi kali ini keledainya tergelincir dan jatuh tepat saat mereka berada di tengah-tengah sungai. 

Ketika pedagang tersebut membawa keledainya ke pinggir sungai dengan selamat, sebagian besar garam yang diangkutnya di punggung keledai telah mencair dan larut ke dalam sungai. Merasa gembira karena muatannya telah berkurang jadi ringan, sang keledai menjadi tertawa-tawa melanjutkan perjalanannya.



Hari berikutnya sang pedagang kembali membawa keledainya untuk mengangkut garam lagi. Keledai masih ingat pengalamannya saat tergelincir ke sungai,  dan bebannya berubah jadi enteng. Keledai ini pun dengan sengaja membiarkan dirinya tergelincir jatuh ke dalam air, dan tentu saja dia bisa kembali mengurangi bebannya dengan cara itu. Pedagang itu marah-marah, sementara keledainya terkekeh-kekeh gembira.

Pedagang yang marah membawa keledainya ke pasar. Setelah sisa garamnya terjual, pedagang ini belanja beberapa lembar kain dan baju-baju baru. Keledai pengangkutnya dibebani keranjang-keranjang besar berisi kain dan baju-baju itu. Dan ... benar saja, ketika mereka melewati sungai, sang keledai pun berpura-pura terpeleset jatuh ke sungai. 


Dengan sigap si pedagang membawa keledainya ke pinggir sungai. Kali ini keledai pengangkut itu terheran-heran, setelah tercebur sungai muatannya bukan berubah jadi ringan namun justru bertambah berat berlipat-lipat. Ia merasa sangat tidak nyaman karena harus diseret pulang dengan beban yang sepuluh kali lipat lebih berat dari sebelumnya. Kain-kain dan baju-baju itu telah menyerap air sungai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar