raja harun |
Suatu sore yang cerah Baginda Raja dan para menterinya berendam di kolam. “Aku punya akal untuk menjebak Abu Nawas.”
“Apakah itu wahai Paduka yang mulia?” tanya seorang menteri.
“Kalian tak usah tahu dulu. Datanglah besok sebelum Abu Nawas datang. Aku akan mengundangnya mandi bersama kita.”
Seperti rencana, Baginda Raja dan para menteri sudah datang lebih dahulu. Baginda membawa sembilan belas butir telur ayam dibagi-bagi untuk menteri dan dirinya sendiri.
Ketika Abu Nawas datang Baginda Raja beserta para menteri sudah berendam di kolam. Abu Nawas melepas pakaian dan langsung ikut berendam sambil harap-harap cemas menunggu permainan yang akan dihadapi.
Tiba-tiba Baginda Raja membuyarkan lamunan Abu Nawas, “Hai Abu Nawas, sekali-kali mari kita lakukan sesuatu yang hanya bisa dilakukan oleh binatang. Sebagai manusia kita mesti bisa dengan cara kita masing-masing,” kata Baginda sambil tersenyum.
“Hamba belum mengerti Baginda,” kata Abu Nawas.
“Kita harus bisa bertelur seperti ayam. Siapa yang tidak bisa bertelur maka ia harus dihukum,” kata Baginda.
Abu Nawas tidak berkata apa-apa. Wajahnya murung, yakin tak akan bisa lolos dengan mudah. Melihat Abu Nawas murung, wajah Baginda Raja semakin berseri-seri.
“Apalagi yang kita tunggu. Ayo kita menyelam lalu naik lagi sambil menunjukkan telur masing-masing,” perintah Baginda Raja. Baginda Raja dan para menteri mulai menyelam, kemudian naik ke atas satu persatu dengan sebutir telur ayam.
Abu Nawas masih di dalam kolam. Ia tentu saja tidak sempat mempersiapkan telur karena memang tak tahu diharuskan bertelur seperti ayam.
Abu Nawas cepat-cepat muncul ke permukaan dan kemudian naik ke atas. Tiba-tiba saja ia mengeluarkan suara seperti ayam jantan berkokok, keras sekali sehingga Baginda dan para menterinya merasa heran.
“Ampun Tuanku yang mulia. Hamba tidak bisa bertelur seperti Baginda dan para menteri,” kata Abu Nawas sambil membungkuk hormat.
“Kalau begitu engkau harus dihukum,” kata Baginda bangga.
“Tunggu dulu wahai Tuanku yang mulia,” kata Abu Nawas memohon. “Sebenarnya hamba merasa jadi ayam jantan, maka hamba tidak bertelur. Hanya ayam betina saja yang bisa bartelur.” “Kuk kuruu yuuuuuk…!” kata Abu Nawas dengan membusungkan dada.
Baginda Raja tidak bisa berkata apa-apa. Wajahnya yang semula cerah penuh kemenangan kini berubah merah padam karena malu dianggap sebagai ayam betina.
hehehe ......
BalasHapusabu nawas yg cerdas