Pandu Swarga

Pandu

Badan besar Werkudoro gemetaran. Ia baru saja mendapatkan impen bahwa ayahnya Pandu tidak diterima masuk swarga, namun terpenjara di neraka karena dosa-dosanya. Werkudoro pun age-age mengundang saudaranya untuk berembug di hutan dekat Kurusetra. 

Lha dalah, berita berkumpulnya Pandawa di Kurusetra ini pun tersiar sampai ke Hastina. Sengkuni dan Dorna menghasut sejadi-jadinya, menyatakan Pandawa sedang memasang guna-guna agar memenangi perang Baratayudha. Prabu Baladewa pun marah dan sanggup memusnahkan Pandawa. Maka rombongan Kurawa pun berangkat ke Kurusetra diikuti Adipati Karna dan Prabu Baladewa.



Saat Pandawa hadir di Kurusetra,  tampak berjaga-jaga si Gatotkaca dan Antareja. Yudistira, Arjuna, Sadewa dan Nakula sepakat dengan usulan Werkudoro bahwa mereka perlu semedi unutk meminta surga bagi Pandu. Ndilalah pas Pandawa memulai semedi pasukan Kurawa memasuki Kurusetra. Tentu saja Gatotkaca menghadang mereka hingga kocar-kacir. Adipati Karna dikalahkan Antareja dan langsung pulang, sementara Baladewa ngamuk karena tak dijelaskan niat Pandawa. Karena curiga, Baladewa sesumbar hingga Gatotkaca dan Antareja pun menyingkir. Kedigdayaan Baladewa bukan tandingan dua pemuda ini.

Baladewa pun berhadapan dengan Werkudoro. Tapi setelah niat Pandawa dikomunikasikan ke Baladewa, luruh hati Baladewa hingga berjanji akan membantu. Ia pun menarik mundur seluruh bala tentara Kurawa dan Pandawa kembali dalam semedi.

Kahyangan gonjang-ganjing karena ulah semedi Pandawa. Kawah Candradimuka bergejolak hingga timbul gempa dahsyat, sementara Batara Guru sedang murka akibat hasutan Dewa Srani yang ingin memperistri Dewi Dresnala merebutnya dari Arjuna. Batara Guru pun bertitah agar mengambil nyawa Pandawa dan disusulkan ke neraka bersama Pandu.

Titah yang tidak bijak ini pun ditentang Batara Narada. Maka terjadi perpecahan di Kahyangan hingga Batara Narada mengalah, lengser dari jabatan Patih Jonggring Salaka dan mengumbar Batara Guru bertindak tanpa kontrol. 

Dan Pandawa pun diambil nyawanya. Gatotkaca kelabakan dan wadul kepada Semar di Karang Kadempel. Semar pun murka dan berangkat ke Kahyangan.

Sementara itu Batara Wisnu telah dipanggil oleh Batara Guru untuk menghadapi amukan Gajah Raseksa di Kahyangan. Batara Wisnu bertiwikrama, berubah wujud menjadi raseksa segede gunung. Raseksa itu pun bertempur melawan gajah.

Di saat bersamaan, di sebuah tempat seorang pemuda cantik sedang ngangsu ilmu pada Begawan. Begawan ini pun mengajak siswanya naik ke Kahyangan, menuntaskan pendidikannya dan menjajal kedigdayaan.

Di Kahyangan, para Dewa berlarian mendapati amukan semar. Semar masuk kraton dan menampar Batara Guru hingga tak berdaya dan minta ampun. Semar menyeret Batara Guru ke hadapan Sang Hyang Wenang demi meminta keadilan. Sang Hyang Wenang mengabulkan gugatan Semar. Diputuskannya bahwa Batara Guru tidak benar, hiingga Pandawa dan Pandu pun dibebaskan dari neraka. Namun karena telah menimbulkan kekacauan, Semar dituntut menyelesaikan masalah yang timbul.

Di Kawah Candradimuka terjadi pertempuran antara Tiwikrama dengan Gajah Raseksa. Begawan bersama siswa didiknya telah sampai di sana, siswa itu pun memanah Gajah Raseksa hingga berubah wujud menjadi lima wayang Pandawa beserta Pandu Dewanata. Begawan pun berubah menjadi Batara Narada, dan siswa itu pun berubah menjadi Subadra istri Harjuna. Kini Batara Wisnu kembali ke wujud asal, Semar dan Pandawa bersyukur dan Pandu Dewanata pun diijinkan masuk swarga atas pengorbanan anak-anaknya.

2 komentar: