Khalid bin Walid Tak Mau Mati di Tempat Tidur

Perang besar kaum muslimin melawan Romawi tinggal menunggu aba-aba. Kekhawatiran kaum muslim bakal disambut pasukan yang kuat sudah terjawab. Pasukan Romawi puluhan ribu jumlahnya, jauh berlipat-lipat dibanding pasukan muslim yang datang menantangnya.
Namun Khalid bin Walid telah menanamkan “tsabat” dalam jiwa pasukannya, yatu tabah dan disiplin. Haram hukumnya bagi pasukan muslim meninggalkan arena peperangan sebelum usai. Dalam pandangan Khalid, larinya dua tiga orang prajurit pasti menimbulkan kepanikan. Satu dua orang pengecut seperti itu cukup untuk mendatangkan kekalahan fatal dan bencana.
Karena beberapa pasukan muslim adalah mualaf, kejadian seperti itu sangat mungkin ditemukan. Untuk mencegahnya, Khalid bin Walid sangat tegas dalam mengambil sikap. Maka ditempatkannya perempuan-perempuan muslimah bersenjata di belakang pasukan muslim.
Tugas mereka adalah membunuh siapa saja yang melarikan diri dari medan pertempuran.
Beberapa saat sebelum pertempuran diawali, Panglima tentara Romawi meminta Khalid tampil ke depan. Kedua pemimpin berseberangan itu pun berhadap-hadapan di tengah arena dan saling bicara dari atas punggung kudanya.
“Kami tahu kalian mengalami kelaparan dan kesulitan. Tanpa peperangan, jika setuju, saya berikan masing-masing tentara kalian 10 dinar, pakaian lengkap dan makanan. Kalau setelah itu kalian sepakat pulang, tahun depan akan saya kirimkan dinar, pakaian, dan makanan sebanyak itu pula,” kata Panglima tentara Romawi membuka pembicaraan.   
Khalid yang marah menggeretak giginya. Dihina dengan kata-kata yang kurang ajar begitu, Khalid menyampaikan jawabannya. “Kami keluar dari negeri kami bukan karena lapar. Kami hanya terbiasa minum darah, dan dalam pandangan kami, darah yang paling manis, tidak ada lagi yang lebih manis selain darah orang-orang Romawi. Itulah alasan kami datang.”
Khalid bin Walid menghentak kudanya dan kembali ke barisan, diangkatnya bendera tingi-tinggi sebagai perintah pertempuran dimulai.
Khalid membawa 100 orang pasukannya menusuk sayap kiri tentara Romawi. Kekuatan musuh yang besarnya sampai 40.000 orang tidak menakutkan bagi pasukan Khalid bin Walid. “Demi Allah, yang diriku di tangan-Nya, sudah tak ada lagi kesabaran dan ketabahan di hati orang Romawi kecuali apa yang dapat kita lihat. Aku berharap Allah memberi kalian kesempatan menebas batang-batang leher mereka …”

Ketika peperangan dihentikan untuk beristirahat, Georgius, seorang tentara Romawi berkesempatan bercakap-cakap dengan Khalid bin Walid. “Jujurlah kepadaku, jangan bohong karena orang merdeka tidak bohong. Apakah Tuhan telah menurunkan pedang dari langit kepada Nabi anda, lalu pedang itu diberikan kepada anda. Sungguh, setiap anda menghunus pedang ia pasti membinasakan.”
“Tidak! Tidak begitu,” jawab Khalid.
“Tapi mengapa Anda dijuluki Si Pedang Allah?”
“Sesungguhnya Allah mengutus Rasul-Nya kepada kami, sebagian kami membenarkannya, sebagian lainnya mendustakan. Allah yang menjadikan hati kami menerima Islam. Allah memberi petunjuk pada kami melalui Rasul-Nya, kami berjanji padanya. Rasulullah mendoakan dan berkata padaku. Begini katanya, ‘Engkau adalah pedang Allah di antara sekian banyak pedang-pedang-Nya.’ Begitulah mengapa aku dijuluki pedang Allah.”
“Apa yang diserukan rasul Anda?”
“mentauhid-kan Allah dan Islam.”
“Orang yang masuk Islam setelah Anda, dapatkah menerima pahala seperti anda?”
“Pasti begitu. bahkan bisa lebih …”
“Anda telah lebih dahulu memeluk Islam, yang setelah Anda baru saja menjadi islam. Pasti tidak akan sama.”
“Kami hidup bersama Rasulullah, melihat tanda-tanda kerasulan dan mukjizatnya. Mudah bagi kami mengimani beliau. Tapi orang-orang yang belum pernah menjumpainya beriman atas apa yang tidak dilihat dan didengarnya sendiri, … iman pada yang gaib … pahalanya lebih besar dan berlipat.”
Georgius pun berdiri di hadapan Khalid. “Ajari aku menjadi Islam, wahai Khalid.” Maka bersyahadatlah panglima itu,kemudian shalat dua rakaat dan segera siap untuk bertempur lagi. Georgius yang kemudian bertempur membela kaum muslim, mati-matian mengejar syahid dan mendapatkannya dalam peperangan Yarmuk itu.
Khalifah Umar bin Khattab pernah menyampaikan pendapatnya tentang Khalid bin Walid. “Tak seorang wanita pun akan sanggup melahirkan lagi laki-laki seperti Khalid.”  Sahabat, musuh, siapa pun yang mengenalnya menganggapnya sebagai orang yang tidak pernah tidur dan tak membiarkan orang lain tidur. Khalid bin Walid memang sangat risau kalau-kalau sampai mati di atas tempat tidur. Telah dihabiskan usianya di atas kuda perang dengan pedang di tangan, “Haruskah berakhir tidak seperti yang aku inginkan, mati di atas tempat tidur?” begitu kerisauan yang mengikutinya.
Khalid bin Walid sempat berwasiat kepada Khalifah Umar sebelum wafat. Beliau ingin harta yang ia tinggalkan diwakafkan, dan satu-satunya harta itu berupa kuda dan pedang. Tak ada lagi barang berharga yang bisa dimiliki orang darinya karena memang tiada pernah muncul keinginannya untuk memiliki harta.
Sebenarnya ada satu barang yang dijaga dengan hati-hati dan penuh hormat oleh Khalid bin Walid. Kopiah. Suatu ketika dalam perang Yarmuk kopiah itu jatuh dan dicarinya dengan susah payah. Ketika orang lain mencela karena barang itu tidak benar-benar berharga, Khalid menjelaskan, “Di dalamnya terdapat beberapa helai rambut dari ubun-ubun Rasulullah S.A.W.”

2 komentar:

  1. bil sikap. Maka ditempatkannya perempuan-per

    Video Bokep Indo | Nonton Film Bokep Gratis
    Nonton Online Video Bokep Streaming
    Nonton film bokep streaming terbaru di bokepindohot.pw dimana bisa mencari video bokep abg, film bokep smu, film bokep abg cantik, film cewe seksi, abg montok, bokep indo, bokep online, bokep smp, video bokep jilbab.
    Crot Bergetar
    Pengalaman Nafsu ABG Sange Di Goyang
    crotbergetar.blogspot.com
    #crot #bergetar #crotbergetar

    BalasHapus