umar ibn khattab |
Sebelum masuk Islam Umar sangat keras memusuhi muslim. Ia taat pada ajaran nenek moyang dan melakukan perbuatan jelek layaknya kaum jahiliyah. Meski begitu ia bisa menjaga harga diri.
Suatu malam Umar datang sembunyi-sembunyi ke Masjidil Haram, menguping Nabi membaca surat al-Haqqah.
Umar berkata dalam hati, "Ini adalah syair sebagaimana dikatakan Quraisy." Kemudian Rasulullah membaca ayat 40-41, menyatakan Al Qur'an bukan syair. Umar berkata, "Berarti dia itu dukun." Kemudian dibacakan ayat 42, menyatakan Al-Qur'an bukan perkataan dukun. Akhirnya Umar mengakui, "Telah terbetik lslam di hatiku,” walaupun adat jahiliyahnya masih kuat dan tetap memusuhi Islam.
Suatu hari Umar menghunus pedangnya bermaksud membunuh Nabi. Di perjalanan ia bertemu Nu`aim bin Abdullah dari Bani Zuhrah.
"Mau kemana?"
"Akan membunuh Muhammad."
"Kamu tidak akan aman dari Bani Hasyim dan Bani Zuhrah kalau membunuh Muhammad."
Umar menjawab, "Sungguh kamu telah meninggalkan agama moyangmu!"
"Maukah kutunjukkan yang lebih mencengangkanmu, hai Umar? Sesungguhnya adik perempuan dan iparmu telah meninggalkan agamamu."
Umar pun bergegas mendatangi adiknya yang sedang belajar Al Qur'an pada Khabab bin al Arat. Begitu Umar datang Khabab bersembunyi, dan Umar masuk serta menanyakan suara yang didengarnya.
Saat tak diakui, Umar menimpali, "Sepertinya kalian telah keluar dari agama moyang kalian." Iparnya menjawab, "Apa pendapatmu jika kebenaran bukan berada pada agamamu?" Umar pun memukul iparnya hingga berdarah karena mempertahankan Islam.
“Berikan kitab itu padaku biar kubaca,” kata Umar. "Kamu kotor, tidak boleh menyentuh kitab kecuali orang yang bersuci."
Umar pun mandi dan mengambil kitab. Ketika dibacanya surat Thaha, dia memuji dan minta dipertemukan Rasulullah.
Khabab keluar dari persembunyian, "Ada kabar gembira buatmu, Umar! Kuharap engkaulah orang yang disebut dalam doa Rasulullah, 'Ya Allah, muliakan Islam dengan Umar bin Khatthab atau Abu Jahl bin Hisyam.”
Saat Rasulullah ada di Shafa Umar bin Khattab mendatangi dengan membawa pedang. Saat kedatangannya diketahui, Hamzah bin Abdul Muthalib berkata, "Buka pintunya, kalau dia ingin kebaikan kita terima, kalau ingin kejelekan kita bunuh dengan pedangnya."
Nabi pun menemui Umar, "Ya Allah, ini Umar bin Khattab. Ya Allah, muliakan Islam dengan Umar bin Khattab." Seketika itu pula Umar bin Khattab bersyahadat, dan orang-orang bertakbir. Dia adalah orang ke-40 yang masuk Islam.
Keislaman Umar memberi andil besar bagi kejayaan Islam. Beliau memimpin dengan adil, bijaksana dan tegas, menegakkan tauhid dan keimanan, merobohkan syirik dan kekufuran. Beliau paling berilmu tentang al-Kitab dan as-Sunnah setelah Abu Bakar As Siddiq. Pada masa kepemimpinannya kekuasaan Islam bertambah luas dengan menaklukkan Persia, Mesir, Syam, Irak, Burqah, Tripoli bagian barat, Azerbaijan, Jurjan, Basrah, Kufah dan Kairo. Tak butuh waktu lama untuk menduduki Suriah dan Palestina (bagian Kekaisaran Byzantium), Darussalam, Palestina dan Suriah, terus maju ke Turki.
Umar bin Khattab tak hanya berani tapi juga cerdas. Diriwayatkan oleh Al Hakim dan Thabrani dari Ibnu Mas’ud, ”Seandainya ilmu Umar bin Khattab diletakkan pada timbangan yang satu dan ilmu seluruh penghuni bumi di timbangan lainnya, niscaya ilmu Umar bin Khattab lebih berat.”
Umar menguasai 9 dari 10 ilmu. Dengan kecerdasannya beliau menghimpun Al Qur’an dalam mushaf, menetapkan tahun hijriyah, membentuk Baitul Maal, menyatukan orang yang tarawih, mencipta lembaga peradilan, membentuk perkantoran, balai pengobatan, penginapan, memanfaatkan kapal laut untuk dagang, menetapkan hukum cambuk, mencetak uang, audit dan konsep lainnya.
Beliau berjanji tidak makan minyak samin dan daging hingga seluruh muslimin kenyang memakannya. Ia rela keluarganya kekurangan demi menjaga kepercayaan. Ia terlambat salat Jum'at menunggu keringnya baju karena hanya punya dua baju.
Umar bin Khattab punya tanggung jawab kepada Allah SWT sehingga mempersiapkan pengganti. Sebelum wafat Umar berwasiat agar urusan khilafah dan pemerintahan dimusyawarahkan oleh enam orang yang mendapat ridha Nabi SAW; Utsman bin Affan, Ali bin Abu Thalib, Thalhah bin Ubaidilah, Zubair bin Awwam, Sa’ad bin Abi Waqqash, dan Abdurrahman bin Auf.
Hari Rabu di bulan Dzulhijah tahun 23 H Umar Bin Kattab wafat dalam usia 63 tahun akibat ditikam seorang Majusi bernama Abu Lu’luah. Umar bin Khattab dimakamkan di samping Nabi SAW dan Abu Bakar as Siddiq.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar