Kota Makkah memiliki seorang pegulat terkuat, badannya kekar kulit mengkilap, begitu terkenal karena selalu menang dalam setiap pertarungan. Rukanah bin Abdu Yazid, itulah nama pegulat tangguh ini.
Suatu ketika ia berpapasan dengan Rasulullah di tempat yang tidak banyak dilihat orang. “Hai Rukanah, sungguh baik hidupmu kalau saja engkau bertaqwa kepada Allah serta mengikuti agama yang saya bawa,” ujar Rasulullah.
Suatu ketika ia berpapasan dengan Rasulullah di tempat yang tidak banyak dilihat orang. “Hai Rukanah, sungguh baik hidupmu kalau saja engkau bertaqwa kepada Allah serta mengikuti agama yang saya bawa,” ujar Rasulullah.
“Aku pun juga berpikiran sama. Kalau saja aku melihat bahwa ajaranmu benar, tentu aku mau mengikuti agamamu,” jawab Rukanah.
“Seandainya kita bertarung, dan aku mampu mengalahkanmu dalam pertarungan gulat, dapatkah kau akui bahwa aku menyampaikan ajaran yang benar?”
“Boleh,” jawab Rukanah yakin. Ia yakin, berdasar pengalamannya ia gampang mengalahkan setiap orang karena ia memang jagoan.
Maka Rasulullah pun siap bertarung dengan Rukanah, sementara Rukanah menganggap tak perlu menyiapkan apa pun karena ia yakin akan menang dengan gampang.
“Ayo, siaplah,” ajak Rasul.
Ketika Rukanah mengaku siap, dengan sekali pukul saja ia langsung roboh. Rasulullah menang dengan gampang sementara Rukanah terheran-heran.
“Masih kurang yakin?” tanya Rasulullah pada Rukanah. “Kalau kau anggap perlu diulangi, ayo main sekali lagi. Bangunlah kalau mau tarung lagi.”
Maka Rukanah pun menyiapkan diri dengan lebih baik. Ketika Rukanah hendak menyerang, sebelum sempat memukul ternyata Rasulullah sudah lebih dulu mendorongnya. Dan dengan sekali dorong saja Rukanah sudah terhuyung dan … jatuh lagi.
“Bagaimana kau bisa mengalahkan aku?” Tanya rukanah terheran-heran. “Aku sering mengalahkan musuh-musuhku tapi tidak semudah ini.”
“Kau masih bisa melihat yang lebih mengagumkan lagi. Aku akan memperlihatkan padamu tapi syaratnya kau harus bertaqwa pada Allah dan mengikuti ajaranku. Mau?” Tantang Rasulullah.
“Ya, boleh. Aku mau melihat yang ingin kau tunjukkan,” jawab Rukanah penasaran.
“Lihatlah pohon itu. Aku akan memanggilnya datang ke sini dan pohon itu nanti akan datang padaku.”
“Sungguh? Pangillah, aku akan melihatnya.”
Maka Rasulullah memanggil pohon yang dimaksud, dan pohon itu pun benar-benar datang menghadapnya.
Sementara Rukanah terheran-heran menyaksikan mukjizat Rasulullah, beliau sudah memerintahkannya kembali.
“Kembalilah ke tempatmu.” Dan pohon itu pun kembali ke tempatnya semula.
Rukanah banyak menyampaikan pengalamannya kepada masyarakat Quraisy. Ia juga mengakui kekalahannya, sekaligus menceritakan keislamannya kepada setiap orang. Sampai meninggal pun Rukanah tetap memeluk Islam.
“Ayo, siaplah,” ajak Rasul.
Ketika Rukanah mengaku siap, dengan sekali pukul saja ia langsung roboh. Rasulullah menang dengan gampang sementara Rukanah terheran-heran.
“Masih kurang yakin?” tanya Rasulullah pada Rukanah. “Kalau kau anggap perlu diulangi, ayo main sekali lagi. Bangunlah kalau mau tarung lagi.”
Maka Rukanah pun menyiapkan diri dengan lebih baik. Ketika Rukanah hendak menyerang, sebelum sempat memukul ternyata Rasulullah sudah lebih dulu mendorongnya. Dan dengan sekali dorong saja Rukanah sudah terhuyung dan … jatuh lagi.
“Bagaimana kau bisa mengalahkan aku?” Tanya rukanah terheran-heran. “Aku sering mengalahkan musuh-musuhku tapi tidak semudah ini.”
“Kau masih bisa melihat yang lebih mengagumkan lagi. Aku akan memperlihatkan padamu tapi syaratnya kau harus bertaqwa pada Allah dan mengikuti ajaranku. Mau?” Tantang Rasulullah.
“Ya, boleh. Aku mau melihat yang ingin kau tunjukkan,” jawab Rukanah penasaran.
“Lihatlah pohon itu. Aku akan memanggilnya datang ke sini dan pohon itu nanti akan datang padaku.”
“Sungguh? Pangillah, aku akan melihatnya.”
Maka Rasulullah memanggil pohon yang dimaksud, dan pohon itu pun benar-benar datang menghadapnya.
Sementara Rukanah terheran-heran menyaksikan mukjizat Rasulullah, beliau sudah memerintahkannya kembali.
“Kembalilah ke tempatmu.” Dan pohon itu pun kembali ke tempatnya semula.
Rukanah banyak menyampaikan pengalamannya kepada masyarakat Quraisy. Ia juga mengakui kekalahannya, sekaligus menceritakan keislamannya kepada setiap orang. Sampai meninggal pun Rukanah tetap memeluk Islam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar